Sanur | 1kabar.com
Seniman dengan tutur bahasanya yang sederhana namun karya-karyanya penuh dengan kejutan, I Wayan Sadu hari ini jumat (22/3/2024) menggelar Pameran tunggal mengangkat tema “Perjalanan” (the journey) di Griya Santrian Sanur.
Pameran kali kedua ini di pamerkan pukul 19.00 Wita dari tanggal 22 maret sampai 30 mei 2024 yang diresmikan oleh Profesor I Wayan Dibia seorang tokoh besar seni pertunjukan di Bali yang juga memberikan perhatian besar terhadap seni rupa. Pameran ini dikuratori oleh Wayan Seriyoga Parta, yang selalu aktif mengkurasi pameran seni rupa di berbagai daerah di Indonesia.Tema Perjalanan (the journey) menurut I Wayan Sadu diambil dari perjalanannya melukis mulai tahun 2018 hingga 2024 dan sebanyak 18 karya seni lukis dibuat berbagai ukuran dengan media cat minyak dan cat akrilik.
Sebelumnya I Wayan Sadu pada tahun 2007 sudah pernah menggelar pameran tunggal di Santrian Gallery Sanur dengan memamerkan karya-karyanya yang sangat istimewa yang menggambarkan suasana desa, hal ini lantaran Ia tumbuh dalam lingkungan pedesaan dengan kehidupan agraris.
Bersentuhan dengan gelombang seni lukis young artist membawa Wayan Sadu pada pilihan berkesenian yang khas. Sekitar tahun 1988 – 1994 masa SMP hingga menjelang memasuki SMSR ia juga melukis flora dan fauna di banjar Kutuh kelod Petulu, pada pamannya. Ia dikenal sebagai sosok yang sederhana nan disiplin, relatif tidak banyak bicara dan selalu tersenyum, namun begitu khusyuk dalam mengeksplorasi karakteristik lukisannya. Sejak awal ia memiliki ketertarikan dengan langgam seni lukis abstraksi berkarakter kubistik. Salah satunya lukisan yang mengambil judul.berpulang dengan damai yang dibuat tahun 2019.
“Mengambil keluarga yang meninggal yang sudah tua sebelum meninggal, orang tidak tau kapan meninggal, sanak keluarga menungu dengab sabar, sampai rohnya lepas dari raga. Yang saya tau habis meninggal jasad nya di remas remas (diolesi) memakai biu (pisang) kayu, seiring jaman dengan adanya medis mulai di olesin dengan formalin,” terang Sadu.
Sejak awal karya-karya Sadu telah menunjukkan kecenderungan kuat dalam mengolah komposisi. Perkembangan karya-karyanya selanjutnya semakin menunjukkan keberaniannya dalam bermainan komposisi yang asimetris serta pilihan warna yang monokromatik. Sadu begitu piawai memainkan kontras antara komposisi goresan-goresan warna yang berada dalam bentuk atau figur dengan warna latar belakang putih merata (flat), tanpa mempertegas bentuk dengan kontur garis (outline).Hal itu menandakan pendekatan artistiknya memang berada dalam radius tradisi seni lukis (painting).Pengalamannya melawat ke Eropa dan Jepang kemungkinan besar memberikan inspirasi visual yang memberikan pengayaan penguatan pada capaian estetik dalam karya-karyanya.
“Setiap arya-karya saya selalu tersisip konten muatan tematik, saya tidak ingin eksplorasi hanya berhenti pada capaian artistik. Sampai saat ini karya saya tidak pernah menjadi total abstrak dan formalistis,”imbuhnya.
Bagi Sadu karya-karyanya adalah wahana bagi penjelajahan pikiran dan perasaannya, diekspresikan dengan komposisi warna-warna yang kontras seperti hijau bertemu jingga dan ditimpa dengan hitam. (van)