Berita TerkiniPolitik

Ketua PERWAL : Negative Campaign Tak Apa, Black Campaign Jangan Lah !

838
×

Ketua PERWAL : Negative Campaign Tak Apa, Black Campaign Jangan Lah !

Sebarkan artikel ini

Langsa | 1kabar.com

Ketua Persatuan Wartawan kota Langsa Chaidir Toweren, mengatakan lebih baik kampanye negatif (negative campaign) daripada kampanye hitam (black campaign). Sebab, kata dia, black campaign adalah praktik kampanye dengan menyebarkan hoaks. Sementara negative campaign biasanya hanya menurunkan elektabilitas seseorang.

“Jangan black campaign lah, lebih baik negative campaign. Black campaign itu hoaks bisa menjurus ke fitnah, kalau negative campaign itu sebuah usaha untuk menuruni elektabilitas lawan politik, enggak apa-apa namanya juga usaha,” kata Chaidir di diskusi antar rekan media, Langsa Selasa (05/11/2024).

Kampanye negatif atau disebut negative campaign sampai saat ini tidak dilarang oleh pemerintah. Kandidat atau kelompok yang merasa menjadi sasaran kampanye negatif diberi ruang untuk menanggapi dengan memaparkan data valid atau argumen yang dapat membela posisinya.

Baca juga Artikel ini  Herman Nauli Nasution Ajak Masyarakat Jaga Kedamaian Pada Pilkada Serentak Tahun 2024

Sedangkan kampanye hitam atau black campaign adalah menuduh pasangan calon atau kelompok lawan politik dengan tuduhan palsu atau belum terbukti, atau melalui hal-hal yang tidak relevan terkait kapasitasnya sebagai pemimpin

Menurut Chaidir, kalangan muda atau yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan kelompok generasi Z dan milenial saat ini bisa mencapai 30an persen di kota Langsa, adalah calon pemilih atau generasi yang rentan terpapar informasi hoaks.

Karena itu, ia meminta anak muda tak segan menonton edukasi politik, salah satunya dengan menyaksikan debat politik para paslon dan visi misi paslon.

Baca juga Artikel ini  Polresta Deli Serdang Perketat Pengamanan Sortir dan Pelipatan Surat Suara Pilkada Tahun 2024

“Maka generasi muda harus aktif bila perlu berperan aktif dalam kegiatan politik, salah satunya mungkin mengikuti debat paslon dan lain sebagainya agar faham terhadap isu yang berkembang?” ucap dia.

Mantan politisi dan sekarang aktif didunia jurnalis tersebut mengingatkan pemilih muda bisa menjadi pemilih yang cerdas dan dengan cerdas. Misalnya, melihat rekam jejak setiap pasangan atau calon dan memverifikasi data yang mereka sampaikan di depan publik apakah ril nyata, masuk akal, karena saya ingat pesan salah satu paslon saat debat cagub Aceh, kita saat ini memilih pemimpin bukan pemimpi.

Baca juga Artikel ini  Pengurus Besar PM Tabagsel Deli Serdang Konsistensi Mendukung dan Memenangkan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang Nomor Urut 02, dr. H. Asri Ludin Tambunan - Lom Lom Suwondo

“Agar ketika bila terpilih nanti, ini omongannya benar enggak ya? Konsepnya bagus tetapi bisa dilaksanakan enggak ya?, jangan seperti istilah kita sebutkan tadi menjadi pemimpi, “ucapnya.

Chaidir pun mengatakan perseteruan dalam politik merupakan hal yang biasa terjadi di tahun pemilu ataupun di tahun Pemilihan kepala daerah (Pilkada). Teman bisa menjadi lawan ataupun lawan bisa menjadi teman.

“Tetapi tolong yang sifatnya menyakiti hati person dengan identitas, jangan lah. Kita butuh pemimpin yang dapat mempersatukan warganya walaupun disaat pemilihan saling berbeda,” pungkasnya. (Syaf)