Medan Labuhan | 1kabar.com
Masyarakat Melayu Bandar Labuhan Negeri Deli mengelar aksi Solideritas Bangsa Melayu sebagai bentuk toleransi kita untuk saudara kita di Rempang Galang Kepulauan Batam.
Kegiatan aksi yang di gelar usai Sholat Jumat (15/09/2023) tadi terlaksana dengan aman tertib dan damai di Halaman depan Rumah Adat Budaya Melayu Mesjid Al-Osmani Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Aksi damai solideritas masyarakat Melayu tersebut umumnya berciri khas berpakaian Melayu dengan bermunajat membacakan doa bersama serta pembacaan sikap.
Kordinator aksi Solidaritas Bangsa Melayu di Rempang Galang Kepulauan Batam Riau tersebut atas Nama Masyarakat Melayu Bandar Labuhan Negeri Deli, Tengku Aril Taufik Kalimasyahada (Ketua Umum Badan Kesejahteraan Masyarakat Adat Deli (BKMAD) dan Datuk H. Zuliansyah Tambusai selaku Tokoh Masyarakat Melayu Deli.
Surat peryataan sikap di bacakan secara langsung oleh Tengku Aril Taufik Khalimahsyahada yang mengatakan, pada hari iniĀ turut di hadiri masyarakat Bandar Labuhan Negeri Deli, dari Langkat dan Bantara Bangsa Melayu yang ada di Sumatera Timur.
Pada kesempatan di Mesjid Al-Osmani Bandar Negeri Labuhan yang merupakan tempat bersejarah bertahtanya Kerjaan Deli pada 1728 pada masa itu berdiri Kerajaan Kota Batu.
Kami atas Nama Masyarakat Bandar Labuhan Negeri Deli menyampaikan Tanah Negeri Deli yang dahulu merupakan perabadapan Daerah Pemerintahan Kerajaan Deli pada masa itu selama 1445 Tahun yakni Tahun 1728 Masehi hingga 1873 Masehi.
Kepemimpinan Raja Deli ke 4 Tuanku Panglima Pasutan hingga Sultan Deli ke-8 Tuanku Mahmud Perkasa Alam yang tampak peninggalan Istana tersebut sudah berdiri Yayasan Yaspi tepatnya di depan Mesjid Al-Osmani.
Dan di Bandar Negeri Labuhan Deli ini banyak berdiam dari keturunan ke Sultanan, kerabat-kerabat dan masyarakat hingga sampai sekarang ini bentuk Solidaritas kami dan Rumpun Melayu Masyarakat Bandar Deli dan Masyarakat Langkat dan lainnya terhadap kejadian yang di alami saudara kami Rempang Galang kami menyampaikan peryataan sikap kepada Pemerintah RI sebagai berikut :
1). Pemerintah harus memberlakukan hak Adat Melayu Rempang Galang berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 18 B yaitu Negara mengakui dan menghormati Persatuan dan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat beserta hak-hak Tradisionalnya sepanjang masih hidup dan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara kesatuan Indonesia yang di atur dalam Undang-Undang.
2). Mengecam penuh tindakan Represif Pemerintah dan Penegak Hukum bila penanganan yang menimpa Melayu Rempang Galang Batam tidak berdasarkan dengan Hukum Negara Republik Indonesia, apa bila kebijakan Pemerintah yang berdampak yang menyengsarakan Rakyat Indonesia itu merupakan kepemimpinan yang zolim yang tidak mengedepankan kepentingan Rakyat dan Hak Azasi Manusia.
3). Kami Masyarakat Bandar Labuhan Deli berkonsentrasi atas berkembangnya penyelesaian Rempang Galang yang di lakukan Pemerintah serta menghimpun dan mengalang Solidaritas Melayu untuk membantu segala upaya berdasarkan kampuan yang terhimpun.
4). Kebetadaan masyarakat Adat merupakan cikal bakal berdirinya Republik Indonesia bersatu dalam Bhinekka Tunggal Ika sehingga perlu pemahaman yang mendalam oleh generasi ini.
Bahwa berdirinya Negara Republik Indonesia tidak menghilangkan keberadaan Adat Kedaulatan Masyarakat Adat untuk di jalankan dalam Sosialisasi Negara dan harus di hormati sampai kapan pun juga.
Demikian peryataan sikap ini dan bagi Pemerintah segera mungkin melakukan kebijakan yang terbaik untuk masyarakat Rempang Galang agar tidak memperluas kemarahan Rakyat kedaerah lainnya atas ketidaktahuan fakta sebenarnya sehingga berdampak hilangnya kepercayaan Rakyat kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Sementara itu Datuk H.Zuliansyah Tambusai Selaku tokoh masyarakat Melayu deli mengatakan, atas Nama Masyarakat Melayu Bandar Deli yaitu Pintu Gerbangnya Tanah Melayu Deli, kami berkumpul di sini sebagai bentuk Solidaritas dan dukungan terhadap saudara-saudara kami di Rempang Galang.
Dan kami juga akan melaksanakan dan mengajak kawan- kawan untuk membantu saudara saudara kita di sana dalam artian berjihad berjuang dalam bidang bantuan tenaga medis, bantuan logistik serta membantu perenovasian rumah masyarakat yang rusak.
Apabila disana tidak dapat penyelesaian terhadap masyarakat Melayu di Rempang Galang dengan pihak BP Batam makanakan tumpah kesana turut berjuang.
Di tambahkan Chairil Chaniago selaku Koordinator Umum Eksponen 98 pendukung Masyarakat Melayu mengatakan, kami ingin menegaskan kepada pemimpin Negara ini bahwa puak Melayu adalah bukan puak yang kecil melainkan puak Melayu adalah puak Bangsa yang besar oleh karena itu kita berharap tolong perlakukan Bangsa Melayu dengan baik karena kami orang yang mudah marah tapi kami orang selalu menjaga Marwah.
Tetapi kalau Marwah kami di injak, ibarat kata pepatah ” Kalau bambu sudahlah patah hilang guna jadi galah, kalau Melayu sudah marah, hilang nyawa tidaklah masalah,” Dari sini kita menginginkan bahwa kasus Rempang Galang benar benar di perdalam persoalannya dan hargai Tanah Adat Istiadat dan kedudukan marwahnya.
Dan kami meminta Datuk Iswandi M Yakup untuk di lepas dan lakukan langkah-langkah persuasif, langkah langkah komunikatif untuk menyelesaikan kasus Rempang.
Kami puak Melayu yang ada di Medan tepatnya berada di Kota Tua, Bandar Tua Melayu yang ada di Medan, ini bisa terjadi di Kota kami di mana 16 Kampung Tua, Kota Tua di rekokasi, ini bisa terjadi Kampung kami juga bisa saja mengalami nasib yang sama.
Yang perlu Pemerintah ingat adalah Sultan Kasim 2 pernah berinvestasi 1000 Trillyun untuk Negara ini bahkan tahta dan wilayahnya di serahkan pada Bangsa ini untuk kejayaan Indonesia dan Bangsa Melayu.
Tapi apa kenyataannya hari ini hanya dengan 389 Trillyun Investasi dari Cina, malah Bangsa Melayu mau di obrak abrikĀ dan Bangsa Melayu mau di pindahkan dari ajar dan Budayanya, itulah yang kami tolak dan kami ingin aksi kami ini adalah menjadi bahagian untuk alas berfikir Pemerintah, tolong hargai Melayu.
Karena bagi kami orang Melayu” Raja Zalim Raja di sanggah, Raja Alim Raja yang di sembah,” Lebih baik bersimbah darah dari pada kami kehilangan Marwah,” cetus Chairil di sambut teriakkan takbir Allahuakbar beberapa kali dan aksi damai Solidaritas bagi Masyarakat Melayu Rempang Galang di Batam tadi di akhiri dengan berdoa bersama dan berfoto bersama sevagai dokumentasi.(Redaksi/Zulkarnain.Lubis)