Sulawesi Utara | 1kabar.com
Berawal dari sebuah arahan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw, dimana kaum muslimin wajib menuntut ilmu, dari sini banyak pertanyaan yang akan muncul diantaranya “Ilmu apakah sebetulnya yang diperintahkan nabi untuk kita selaku muslim menuntutnya?” secara otomatis selaku insan yang memeluk agama Islam berkewajiban untuk mencari data terkait perintah tersebut, maka mau tidak mau terpaksa kita harus melihat kitab panduan yang tidak lain adalah Al qur’annul karim. Dan ternyata ilmu yang wajib kita cara sesuai arahan al qur’an tidaklain dari Al qur’an itu sendiri.
Untuk bisa memahami isi al qur’an yang mengarah kepada nilai-nilai dari keilmuan itu sendiri, maka berkewajibanlah seorang penuntut (murid) untuk mencari Pembimbing spiritual dalam hal ini banyak sekali para pembimbing spiritual baik yang kita kenal dengan nama Mursyid, Gus, Imamdan lain sebagainya, pada intinya mereka adalah pembimbing spiritual kepada manusia.
Tentunya dalam memilih mereka para pembimbing untuk bisa membimbing manusia, setiap manusia memiliki cara yang berbedaada yang melakukan sholat dua raka’at untuk bisa mengetahui kalau calon pembimbingnya benar-benar alim disisi Allah atau tidak, apakah dia benar-benar merupakan pembimbing yang mendapatkan mandat dari Allah untuk mengajari manusia atau tidak. Nah, banyak hal yang bisa kita lakukan terkait memilih para pembimbing spiritual tersebut, tergantung mana yang akan kita gunakan.
Sampai disini mungkin ada yang bertanya, “apakah mencari seorang guru pembimbing spiritual adalah kewajiban dari Allah?” untuk menjawab pertanyaan ini maka kita akan masuk pada kajian tersebut kenapa wajib bagi manusia untuk meraih keridhoan dari seorang guru pembimbing spiritual perhatikan firman Allah dibawa ini :
Qs : Al Isra Ayat 71
يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Artinya :
(Ingatlah) suatu hari (yang dihari itu) Kami panggil tiap umat dengan didampingi Imamnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
Ayat inilah satu-satunya yang menjelaskan kepada manusia akan pentingnya mencari keridhoan dari seorang guru pembimbing spiritual, perhatikan kalimat “(Ingatlah) suatu hari (yang dihari itu) Kami panggil tiap umat dengan didampingi Imamnya” kalimat pertama pada ayat ini sangat jelas merupakan warning dari Allah, yakni “Ingatlah”artinya kita selaku manusia diperingatkan oleh Allah Swt untuk mengingat,apa yang harus diingat? Tentunya peristiwa yang akan terjadi pada setiap diri manusia, yakni kelak akan dikumpulkan manusia dipadang masyar dengan seorang pendamping. Siapakah pendamping tersebut? Ternyata pendamping itu adalah Imam atau Guru Pembimbing spiritual kita Ketika kita menuntut Ilmu Al qur’an kepada beliau, dialah yang akan mendampingi kita kelak.
Oleh sebab itu maka berkewajibanlah bagi kita untuk bisa meraih serta mendapatkan Ridho yang ada pada dirinya, sebanyak apapun amalan Dzikir kita bila Imam (guru pembimbing spiritual) tidak ridho kepada kita, maka bisa dipastikan ilmu tidak akan bis akita raih, ingat ini adalah kunci,dengan catatan tentunya Imam tersebut juga memiliki Ilmu Al qur’ankarena dengan kemampuan keilmuan yang ada pada guru pembimbing tersebut dia mampu menghantarkan Muridnya sampai kedepan pintu Taqwa setelah itu tugasnya selesai, muridnya akan masuk kemedan taqwa dan menjadi muridnya Allah Swt, akan dibimbing secara langsung oleh Sang Pencipta Jagad semesta ini. Untuk lebih jelasnya terkait para guru pembimbing spiritual ini, maka kita melihat keterangan nabi.
Hadits :
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا
Artinya :
Imam-Imam kamu yang pilihan adalah mereka mencintai kamu dan kamu mencintai mereka mereka mendo’akan kamu dan kamu mendo’akan mereka, dan imam-imam kamu yang jahat adalah mereka yang menbenci kamu dan kamu membenci mereka, mereka mengutuk kamu dan kamu mengutuk mereka. (HR : Muslim dari Auf Bin Malik dari kitab Al jamiushagier 2, hal. 539).
Hadits ini sangat jelas merupakan spesifikasi dari pada seorang Guru pembimbing spiritual yang bergelar IMAM,perhatikan kalimat “Imam-Imam kamu yang pilihan adalah mereka mencintai kamu dan kamu mencintai mereka mereka mendo’akan kamu dan kamu mendo’akan mereka,” inilah mereka Imam (pembimbing spiritual) yang benar disisi Allah adalah mendo’akan para muridnya, demikian juga dengan simurid yang akan senantiasa mendo’akan Imamnya. Kemudian kalimat selanjutnya “dan imam-imam kamu yang jahat adalah mereka yang menbenci kamu dan kamu membenci mereka, mereka mengutuk kamu dan kamu mengutuk mereka.” Dari hadits ini kita bisa mengetahui dimana Rosul menjelaskan dua macam imam (pembimbing spiritual) yang benar disisi Allah dan yang tidak benar disisi Allah.
Imam yang tidak benar disisi Allah alias imam yang jahat, adalah mereka membenci kamu, apapun yang kamu lakukan pasti akan dinilai tidak baik oleh dia, kemudian imam yang jahat ini sering mencela kita kemudian tidak segan-segan mengeluarkan kata kutukan, nah mereka para imam yang jahat ini, sangat pasti akan mendapatkan pengikut yang jahat pula, sehingga muridnya juga pasti akan membenci dia serta mengutuknya.
Hadits :
وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرِ
Artinya :
Siapa yang berbai’at kepada seoramng Imam lalu dia memenuhi janji setia dengan sepenuh hati, hendaknya ia mematuhi Imam itu sepenuh daya“ (HR : Abdurrahman bin Abdurrobil ka,ba ra dikutib dari kitab Shaih Muslim 4, hal. 23)
Hadits yang kedua ini merupakan point penting Ketika kita memiliki seorang Guru pembimbing spiritual, ternyata setelah kita menemukan mereka Guru Pembimbing spiritual, maka wajib adanya bai’at antar pengajar dan yang diajar, perhatikan kalimat “Siapa yang berbai’at kepada seoramng Imam” kalimat ini sangat jelas, adanya pembai’atan antara guru dan murid. Kenapa harus seperti ini? Karena pointnya ada pada firman Allah yang kita kaji diatas, Imam ini akan tetap mendampingi kita kelak diyaumil akhir, artinya dia akan mempertanggung jawabkanterkait apa yang diajarkan kepada kita, sehingga wajib adanya bai’at.
Selaku seorang murid yang baik Ketika selesai melakukan pembai’atan maka berkewajibanlah bagi simurid untuk mematuhi apa yang diajarkan kepada dia, perhatikan kalimat selanjutnya masih pada hadits yang sama “lalu dia memenuhi janji setia dengan sepenuh hati, hendaknya ia mematuhi Imam itu sepenuh daya” khusus pada kalimat “lalu dia memenuhi janji setia dengan sepenuh hati,” ini artinya adalah bai’at tersebut apa yang diucapkannya pada saat akan berguru kepada Imam tersebut, tentunya isi dari Bai’at haruslah sejalan dengan sunnahtullah wasunnahturrosul. Sehingga diantara pembimbing dan yang dibimbing terjadi rodhia wamardhia saling ridho antara guru dan murid, bukan saling mencela serta saling kutuk mengutuk.
Sesuai arahan nabi, kita wajib mematuhi serta mendengar nasihat dari guru kita, bila kita memiliki kesalahan maka guru yang baik dia akan langsung menegur muridnya, kemudian diberikan arahan yang benar, baik itu merupakan kesalahan prilaku ataupun kesalahan dari arah langit. inilah seorang Guru pembimbing spiritual yang benar disisi Allah yang wajib kita mencari keridhoan darinya.
Hadits :
عَنْ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْإِمَامُ ضَامِنٌ فَإِنْ أَحْسَنَ فَلَهُ وَلَهُمْ وَإِنْ أَسَاءَ يَعْنِي فَعَلَيْهِ وَلَا عَلَيْهِمْ
Artinya :
Imam itu penanggung, apabila ia berbuat baik, maka pahal baginya dan bagi mereka para ma’mum dan apabila ia berbuat jelek maka dosanya atas tanggungannya dan bukan atas tanggungan mereka. (HR : Ibnu Majah dan Hakim dari Shal bin sa,ad, dikutip dari kitab Al jamiushagier 2, hal. 301)
Hadits ini juga menjelaskan kepada kita betapa pentingnya keridhoa’an dari dirinya buat kita selaku para murid seorang guru (pembimbing spiritual) yang benar disisi Allah, bila dia berbuat kebaikan maka pahalanya juga dinikmati oleh para ma’mumnya ini kalau dia adalah Imam yang benar. Perhatikan kalimat “Imam itu penanggung, apabila ia berbuat baik, maka pahal baginya dan bagi mereka para ma’mum” sebaliknya Ketika dia berbuat kesalahan itu adalah urusannya dengan Tuhan, bukan urusan ma’mumnya. “dan apabila ia berbuat jelek maka dosanya atas tanggungannya dan bukan atas tanggungan mereka.” Nah, kenapa Nabi katakana seperti ini? Jawabnya adalah tidak mungkin kita akan menemukan Imam yang ma’sum tanpa kesalahan, jangankan Imam para nabipun memiliki dua kesalahan yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak, termasuk Rosulullah Saw.
Hadits ini juga sekaligus mengingatkan kepada kita agar jangan terlalu muda memvonis guru kita, karena setiap kebaikan yang dia lakukan pahalanya sudah kita nikmati bersama, Ketika ada kesalahan yang kita lihat dilakukan oleh beliau, maka sewajarnyalah kita bertanya kepada dia dengan penuh rasa hormat, jangan mentang-mentang sudah belajar satu dua hadits, langsung mengatakan “oh, imam saya ini sesaat” janganlah seperti itu, kita jangan terjebak kepada perilaku kaum dahulu seperti kaum kawarij, mereka belajar qur’an dari sayyidina ali, kemudian mereka mengkafirkan sayyidina ali. Banyak percontohan yang bisa kita pelajari dari Sejarah kaum muslimin terdahulu.
Hadits :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ فَإِذَا وَافَقَ قَوْلُ أَهْلِ الْأَرْضِ قَوْلَ أَهْلِ السَّمَاءِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya :
Sesungguhnya Imam itu adalah, bagaikan perisai dimana orang berperang memakai perisai dan menjaga diri dengannya, jika Imam memerintahkan supayah Taqwa kepada Allah Azzawajallah dan berlaku adil dia mendapat pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka dia mendapat siksa. (HR : Abu Hurairah ra, dikutip dari Kitab Shahih Muslim 4, hal. 22)
Hadits yang terakhir ini sangat jelas kenapa kita wajib mencari serta meraih ridho dari guru pembimbing spiritual kita,karena dengan keilmuan yang dimilikinya dia mampu melindungi jama’ahnya baik dari serangan syaithan jin dan manusia. Perhatikan kalimat “Sesungguhnya Imam itu adalah, bagaikan perisai dimana orang berperang memakai perisai dan menjaga diri dengannya,” sebetulnya apasih yang diajarkan oleh mereka para Imam selaku guru pembimbing yang benar disisi Allah? Ternyata Pelajaran pokok yang mereka ajarkan adalah ketaqwaan, oleh karena itu sudah dijelaskan terlebih dahulu pada awal kajian dimana seorang Imam selaku guru pembimbing spiritual tugasnya adalah menghantarkan muridnya sampai kedepan pintu taqwa, Allah Swt perintahkan kepada mereka untuk bisa mengajari ma’mumnya sampai menuju pintu taqwa, selanjutnya mereka akan diajari oleh Allah.
Jika ada seorang guru pembimbing spiritual yang tidak berhasil mengantarkan muridnya kedepan pintu taqwa, artinya Imam tersebut gagal didalam mengajari para ma’mumnya.Alhamdulillah Guru pembimbing spiritual kita mampu mengantarkan beberapa muridnya sampai kedepan pintu taqwa dan sekarang mendapatkan bimbingan langsung dari Allah yakni Laduni dan itu tandanya Guru kita berhasil didalam mendidik jama’ahnya. (talia)