Oleh : Chaidir Toweren
Kota Langsa, daerah yang kaya akan keberagaman, telah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Dengan populasi lebih dari 182,47 ribu jiwa, Langsa merangkum berbagai suku, bahasa, dan budaya.
Setiap sudut kota Langsa ini menjadi saksi bisu dari keberagaman yang memperkaya, namun juga menantang terhadap siapapun yang nanti memimpin di kota Langsa.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022 sebanyak 78 ribuan jiwa penduduk kota Langsa masuk kategori pemuda. Angka tersebut porsinya mencapai 43 persen dari total penduduk kota Langsa.
Seiring waktu, terjadi pergeseran demografis yang signifikan. Populasi muda, dengan rata-rata usia di bawah 40 tahun, mengambil peran penting dalam membangun masa depan. Namun, di sisi lain, kelompok tua tetap menjadi penjaga nilai-nilai luhur, dan karakteristik budaya.
Di sisi lain dari semua peluang dan perkembangan tersebut, selalu terdapat perdebatan mengenai kepantasan antara pemimpin muda yang ingin mempercepat perubahan dan pemimpin tua yang menghormati warisan budaya.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih sedikit, dapatkah pemimpin muda mengemban amanah kota Langsa dengan kultur keberagamannya, dan permasalahan yang begitu kompleks. Sedangkan pemimpin tua yang dengan pengetahuan dan pengalamannya, sudah siapkah beradaptasi terharap perkembangan zaman yang begitu cepat dimasa era digitalisasi saat ini
Masing-masing memiliki tantangannya tersendiri. Tapi sejauh mana perdebatan ini dapat memberi solusi, dan sejauh mana harmoni antara dua generasi ini dapat ditemukan?
Sebagai wadah lahirnya pemikiran-pemikiran baru, inovatif serta membangun, kampus dan para insans pers menjadi wadah diskusi untuk beragam persoalan, termasuk diantaranya mengenai perdebatan pemimpin muda atau pemimpin muda.
Persatuan Wartawan kota Langsa (Perwal) yang diinisiasi oleh insans pers lintas generasi akan menghadirkan diskusi dengan tema “Pemimpin Muda atau Pemimpin Tua, Mana yang Relevan untuk kota Langsa di Masa Depan” yang diselenggarakan dalam waktu dekat menjelang pendaftaran bakal calon di sekretariat Perwal jalan Lilawangsa gampong Paya Bujok Tunong kecamatan Langsa Baro kota Langsa.
Diskusi perdana ini menghadirkan mahasiswa, organisasi pers yang ada di kota Langsa, LSM dan Ormas.
Diskusi ini diharapkan dapat membuka wawasan terkait tema tersebut dan meningkatkan kreatifitas agar terus menyiapkan diri untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Langsa dengan segala kompleksitasnya, memiliki peluang luar biasa untuk menjadi teladan keberhasilan harmoni antara tradisi dan teknologi di provinsi Aceh. Melalui dialog terbuka dan kerjasama antara generasi muda dan tua, kota Langsa bisa mencapai puncak keemasan yang tidak hanya diukur dari segi ekonomi dan teknologi, tetapi juga dari kearifan lokal yang tetap dijaga dan dihormati.
catatan : penulis adalah ketua Perwal Langsa