BeritaBerita TerkiniDaerahNasionalPeristiwa

Sopir Angkot Meninggal Dunia Mendadak saat Kendaraannya Terbakar di Depan Kampus UIN SU di Jalan Pasar V Medan Estate

141
×

Sopir Angkot Meninggal Dunia Mendadak saat Kendaraannya Terbakar di Depan Kampus UIN SU di Jalan Pasar V Medan Estate

Sebarkan artikel ini

Deli Serdang | 1kabar.com

Suasana pagi yang semula ramai di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut), di Jalan Pasar V, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang mendadak berubah menjadi kepanikan dan duka mendalam. Seorang sopir angkot bernama Efrianto Situmorang, berusia (57 tahun) ditemukan tergeletak tak bernyawa ditepi jalan, Senin pagi, 13 Oktober 2025, sekitar pukul 08.15 WIB.

Menurut keterangan saksi yang merupakan anak korban, pagi itu Efrianto sedang mengemudikan angkot trayek UNIMED Nomor : 74 seperti biasanya. Namun, tak lama setelah tiba di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut), kendaraannya mengalami kerusakan dan terbakar pada bagian baterai. Dengan sigap, Efrianto keluar dari angkot untuk mengambil air dibawah guna memadamkan api kecil yang muncul dari mesin.

Namun takdir berkata lain. Saat hendak kembali ke mobilnya, Efrianto tiba-tiba jatuh dan mengalami sesak napas hebat. Warga yang berada disekitar lokasi segera berusaha menolong, tetapi nyawa sang sopir tak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhirnya di tempat, meninggalkan kepanikan dan isak tangis anaknya yang menyaksikan peristiwa memilukan itu.

Baca juga Artikel ini  Razia Gabungan Rutan Kelas I Medan bersama TNI-Polri : Wujud Sinergi Jaga Keamanan dan Ketertiban

Menurut penuturan keluarga, Efrianto diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan sesak napas. Mereka menduga penyakit itulah yang menjadi penyebab kepergiannya secara mendadak ditengah kepanikan akibat kebakaran kecil di angkotnya.

Jenazah korban kemudian dievakuasi menggunakan ambulans Desa Medan Estate menuju Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala Dusun IV, Desa Medan Estate, R.

Silalahi, yang turut hadir di lokasi bersama pihak keluarga dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah tersebut. “Beliau dikenal sebagai sosok pekerja keras dan ramah. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya,” ucapnya dengan nada haru.

Baca juga Artikel ini  Bukan Sekadar Maulid! MUSGA Tunjukkan Cinta Nabi dengan Aksi Nyata

Situasi di lokasi kejadian sempat menyedot perhatian warga masyarakat dan mahasiswa yang melintas di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut). Aparat kepolisian dari Polsek Medan Tembung yang dipimpin oleh Ipda L. Hutasoit segera tiba ditempat untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memastikan tidak ada unsur kekerasan dalam peristiwa tersebut.

Camat Percut Sei Tuan, A. Fitriyan Syukri, S.STP., M.Si, bersama Sekretaris Kecamatan Percut Sei Tuan, Andriani Zahara Nasution, S.Ag, juga turun langsung memantau proses evakuasi dan memberikan dukungan kepada keluarga yang tampak terpukul.

“Kami turut berbelasungkawa. Ini menjadi pengingat bagi kita semua betapa rapuhnya hidup manusia. Semoga keluarga diberikan kekuatan,” kata Camat Perut Sei Tuan, A. Fitriyan Syukri dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga Artikel ini  Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Tunjukkan Tren Pertumbuhan Positif pada Kuartal III 2025

Kini jasad Efrianto Situmorang telah dibawa ke rumah duka di Jalan Peratun, Dusun VIII, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Di sana, keluarga, kerabat, dan rekan-rekan sesama sopir angkot tampak berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Di antara isak tangis yang mengiringi, tampak wajah sang anak yang masih syok memandangi foto ayahnya — sosok sederhana yang pergi begitu cepat ditengah perjuangannya mencari nafkah.

Kematian Efrianto bukan sekadar berita duka, melainkan potret getir kehidupan rakyat kecil yang berjuang tanpa kenal lelah dijalanan kota. Di balik kemudi angkot yang setiap hari mengantarkan orang lain ke tujuan, ia sendiri berpulang ke keabadian di tengah tugasnya, meninggalkan pelajaran tentang kerja keras, tanggung jawab, dan betapa tipisnya batas antara hidup dan maut.(***)