OPINI || MEDAN | 1kabar.com
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dipastikan menjadi pertarungan sengit antara Koalisi PDI Perjuangan bersama Rakyat dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Periode (2018-2023) diusung Koalisi PDI Perjuangan dengan Rakyat (Blok Sumut), Senin (26/08/2024).
Jenderal Bintang Tiga Purnawirawan akan ditantang Muhammad Bobby Afif Nasution yang merupakan Walikota Medan Periode (2020-2024) Calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) dari Koalisi Indonesaia Maju (KIM) Plus yang juga ramai-ramai disebut dengan (Blok Medan) dan Edy Rahmayadi merupakan menantu dari Raja Sumatera (mertua dari Mandailing- Sumatera), sedang Bobby Nasution adalah menantu dari Raja Jawa (mertua dari Solo-Jawa).
Namun pertarungan tersebut tidak total, karena strategi PDI Perjuangan kurang tepat untuk Kabupaten/Kota. Misalnya saja, Calon Bupati (Cabup) (Blok Sumut) di Kabupaten Deli Serdang sama dengan Calon Bupati (Cabup) (Blok Medan). Maka dipastikan Edy Rahmayadi tidak punya tandem di Kabupaten Deli Serdang.
Demikian juga dengan Calon Bupati (Cabup) (Blok Sumut) di Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura) sama dengan Calon Bupati (Cabub) (Blok Medan). Maka foto Edy Rahmayadi pun tidak mungkin terpasang bersama Calon Bupati (Cabup) Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura) yang akan lebih memilih memasang foto bersama Calon Bupati (Cagub) (Blok Medan).
Hal yang sama pasti terjadi di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan sejumlah Kabupaten/Kota lainnya. Edy Rahmayadi berjuang sendiri tanpa dibantu oleh Calon Bupati/Walikota yang pasti memilih bersama Calon Bupati (Cagub) (Blok Medan).
Maka dukungan Koalisi PDI Perjuangan dengan Rakyat, (Blok Sumut) kepada Edy Rahmayadi tidak maksimal. Padahal dengan terbitnya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor : 10 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor : 8 Tahun 2024 tentang Pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota, PDI Perjuangan berpeluang usung sendiri Calonnya.
Sebaiknya PDI Perjuangan diharapkan segera melakukan pembongkaran (perombakan), perubahan arah dukungan di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Deli Serdang.
PDI Perjuangan harus mengusung Calon Kepala Daerah yang bersedia memasang foto bersama (gandeng, tandem) dengan Calon Gubernur (Cagub), Edy Rahmayadi. Sebab menjadi ironi bagi PDI Perjuangan, saat Calon Bupati (Cabup) yang diusung PDI Perjuangan di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Simalungun justru melakukan kegiatan rutin bersama dengan Calon Gubernur (Cagub) lawan, dari (Blok Medan), dan fotonya terpasang di mana-mana.
Jika PDI Perjuangan tidak segera membongkar, merubah arah dukungan, maka dapat dipastikan bahwa semua Calon Bupati (Cabup) yang diusung dan didukung PDI Perjuangan di Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Deli Serdang dan sejumlah Kabupaten/Kota lainnya justru akan menjadi lawan di Pemilihan Gubernur (Pilgub).
Semua Calon PDI Perjuangan di Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), dan yang lainnya tidak akan mendukung (menjadi lawan) Edy Rahmayadi. Tidak bermanfaat bagi PDI Perjuangan mendukung dan mengusung Kader Koalisi Indonesaia Maju (KIM) Plus (Blok Medan) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten/Kota di Provinsi Sumut.
Dalam posisi injury time, sebaiknya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesaia Perjuangan (PDIP) segera merombak, membongkar, merubah arah dukungan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten/Kota Provinsi se-Sumatera Utara terutama di Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan yang lainnya.
PDI Perjuangan masih memiliki Kader- Kader yang siap maju dan bertarung di Kabupaten/Kota tersebut. Lebih baik kalah usung Kader sendiri, dari pada menang usung Kader Partai lain yang selama 5 Tahun akan menghabisi PDI Perjuangan.
Politik bumi hangus Koalisi Indonesaia Maju (KIM) Plus yang direncanakan lewat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) terhadap PDI Perjuangan harus dilawan bersama kekuatan Rakyat. PDI Perjuangan tidak sendiri, ada Rakyat yang akan selalu mendukung. Syaratnya adalah Elit PDI Perjuangan berubah dari perilaku eksklusif, sombong, dan seperti tidak butuh Rakyat.
Penentu kemenangan PDI Perjuangan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) bukan hanya Edy Rahmayadi, tetapi bagaimana PDI Perjuangan secara all out, total menggerakkan struktur, badan, sayap, Kader, simpatisan PDI Perjuangan bersama Rakyat. PDI Perjuangan harus menyatu dengan Edy Rahmayadi dalam menghadapi kekuatan besar lawan Politik di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) Tahun 2024.(***)
Sumber : Sutrisno Pangaribuan
Kader PDI Perjuangan Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)