Berita

TPID Tingkatkan Produktifitas Ketahanan Pangan dan Stabilitas Harrga di Bali

64
×

TPID Tingkatkan Produktifitas Ketahanan Pangan dan Stabilitas Harrga di Bali

Sebarkan artikel ini

Bali | 1Kabar.Com

Produktivitas pertanian menjadi isu strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan dan stabilitas harga di Provinsi Bali. Merespon hal tersebut, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) yang mengangkat tema “Mewujudkan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Melalui Penguatan Lahan Pangan Berkelanjutan, Pengairan, dan Benih Unggul” pada hari ini (17/02) HLM TPID Bali dibuka dan dipimpin secara langsung oleh Pj. Gubernur Bali, Bp. Drs. Sang Made Mahendra Jaya, M.H dan dihadiri oleh narasumber dari Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan usaha BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Bp. Dr. Ferry Irawan, S.E., M.S.E., serta Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Harga Pangan, Badan Pangan Nasional yang diwakili oleh Bp. Freddy, S.T.P, M.Sc., M.P.S., Ph.D.

Sebagai pembuka diskusi, Kepala Kantor Perwakilan Bank indonesia Provinsi Bali, Bp. Erwin Soeriad madia menyampaikan bahwa inflasi Bali secara tahunan per Januari 2025 sebesar 2,41% (yoy) di dalam kondor sasaran inflasi 2,5±1%. Meskipun demikian, tantangan pengendalian inflasi saat ini bersifat multidimensi yang perlu diwaspadai. Dari sisi global, terdapat risiko poteris perang dagang, disrupsi rantai pasok parigan dan energi global. Sedangkan dari sisi nasional, dipicu oleh tekanan permintaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dalam waktu bersamaan mulai dari Ramadhan-Galungan-Kuningan-Nyepi-idul Fitri pada Maret 2025, serta periode liburan yang cukup panjang. Komoditas yang berpotensi mengalami peningkatan pada periode HBKN tersebut antara lain hortikultura, bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng. Ke depan, untuk mewujudkan ketahanan pangan di Bali masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain luas lahan yang menurun, rantai pasok yang belum efisien, dan belum opt malnya pembiayaan ke sektor pertanian. Oleh karena itu, sinergi yang erat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertanian melalui penguatan lahan pangan berkelanjutan, penguatan pengairan, implementasi benih unggul, termasuk hilirisasi, dan penerapan sistem resi gudang sejalan dengan arahan Pj. Gubernur Bali.

Baca juga Artikel ini  DPP Bobby Lovers Resmikan Kantor Baru, Santuni kepada Anak Yatim dan Kaum Dhuafa Sebagai Bentuk Peduli Sosial Jelang Pelantikan Muhammad Bobby Afif Nasution dan Haji Surya Bsc Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut

Lebih lanjut, fokus peningkatan produktivitas pertanian yang diangkat dalan HLM TPID Bali hari ini sejalan dengan Hasil Kesepakatan HLM Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) 2025 yang menekankan kepada penguatan koordinasi Pusat dan Daerah, salah satunya untuk mendorong peningkatan produktivitas pangan guna menjaga ketersediaan pasokan antarwaktu antarwilayah sebagaimana disampaikan oleh Deputi Kemenko Perekonomian. Lebih lanjut disampaikan, untuk pengendalian inflasi dalam jangka panjang, Pemerintah Pusat telah menyusun peta jalan pengendalian inflasi di tingkat nasional dan selanjutnya diturunkan menjadi roadmap pengendalian inflasi di daerah periode 2025-2027.

Baca juga Artikel ini  Konsolidasi dan Silaturahmi DPD Partai Gerindra Sumut : Membangun Kekuatan Bersama untuk Indonesia Lebih Baik

Salah satu komoditas pangan yang menjadi highlight dalam diskusi yakni komoditas beras. Kondisi yang terjadi di lapangan saat ini, harga gabah kering yang rendah di tingkat petani, namun harga beras yang tinggi di tingkat konsumen. Hal ini dipicu oleh dijualnya gabah kering dari Bali ke luar daerah untuk diolah menjadi beras, yang selanjutnya dijual kembali di wilayah Bali dengan harga yang lebih tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peran penggilingan padi (RMU) yang berada di Bali, perlu diperkuat. Strategi untuk memotong rantai distribusi hasil panen dapat dilakukan melalui optimalisasi Perunda sebagai offtaker maupun implementasi Sistern Resi Gudang (SRG) dalam rangka menjamin kepastian pasar hasil panen petani sekaligus menjaga stabilitas harga. Lebih lanjut, dalam diskusi juga dipastikan bahwa berdasarkan informasi dari Bulog, Pertamina, dan Hiswana Migas, komoditas beras, BBM dan gas epiji dalam kondis aman untuk menyambut pelaksanaan HBKN.

Baca juga Artikel ini  Aceh Timur Gelar Pembinaan Intensif Qari dan Qariah Jelang MTQ Tingkat Provinsi

Dalam kesempatan ini, Pj. Gubernur Bali menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan HLM TPID Bali 2025 dan menekankan banyak hal yang perlu cicermati dalam mewujudkan ketahanan pangan sekaligus menjaga stabilitas harga. Karakteristik permintaan pangan di Bali dipengaruhi oleh season kunjungan wisata, karena Bali merupakan destinasi pariwisata dunia. Pangan harus tersedia secara cukup untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat, maupun kebutuhan wisatawan. Di sisi lain, luas lahan pertanian menurun tiap tahunnya karena adanya alih fungsi lahan untuk kegiatan pariwisata. Oleh kareria tu, kolaborasi dan kerja sama TPID Bali diharapkan semakin aktif ke depannya dalam rangka memformulasikan inovasi untuk peningkatan produktivitas pertanian

Kegiatan HLM TPID Bali 2025 juga dirangkaikan dengan capacity building yang diikuti oleh TPID Provinsi Bali dan TPID kabupaten/kota di wilayah Bali. Kegiatan capacity building bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan program TPD Bali sepanjang tahun 2024. Melalui sinerg can kolaborasi strategis tersebut, diharapkan dapat semakin meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga mampu mewujudkan Bali dengan ketahanan pangan yang tinggi dan petani yang lebih berdaya serta sejahtera.(van/r)