Oleh : Chaidir Toweren, ketua Perwal
Langsa | 1kabar.com
23 tahun usia kota Langsa adalah usia yang tidak muda. Usia yang seharusnya sudah melebihi batas untuk bisa menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Karena itu, di momen pemilihan kepala daerah (PIlkada) ini, tantangan terbesar pemimpin kota Langsa terpilih adalah pemimpin yang bisa mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang lebih baik dari saat ini.
Kategori kemakmuran tak hanya dilihat dari perkembangan dan kemajuan kotanya saja. Tetapi juga di ukur dari seberapa persen masyarakatnya yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Angka tersebutlah yang harus di minimalisir lebih drastis, sehingga pemerataan pembangunan bisa merata ke seluruh wilayah kota Langsa. Sehingga nantinya tidak ada lagi warga yang hidupnya pas-pasan apalagi di bawah garis kemiskinan.
Persoalan lain adalah kesempatan berpendidikan tinggi bagi masyarakat. Pendidikan ini harus diprioritaskan di kota Langsa. Apalagi kota Langsa saat ini sudah mulai dikenal dengan kota pendidikan, dimana kota Langsa saat ini sudah memiliki 2 Universitas Negeri, 1 Poltekes Negeri, 1 Universitas Swasta, 1 Sekolah Tinggi, 2 Stikes Swasta dan 1 perguruan Swasta. Sangat ironis kalau masyarakatnya masih banyak yang hanya berpendidikan di level SMA, bahkan masih banyak dibawahnya.
Standart pendidikan masyarakatnya harus dinaikan, minimal harus S1. Ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman yang semakin maju dan dinamis. Dengan berpendidikan tinggi, maka pola pikir masyarakatnya dipastikan juga akan berubah. Mereka tidak mudah menyerap informasi-informasi hoaks yang sangat kontraproduktif dengan pembangunan dan kemajuan kota Langsa.
Jangan sampai nanti terjadi sebaliknya, orang dari luar Langsa berbondong-bondong sekolah dan kuliah di kota Langsa, tetapi justru masyarakat kota Langsa mengabaikan atau terpinggirkan soal pendidikan. Harus anak kota Langsa yang lebih diprioritaskan untuk mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan.
November 2024, tensi politik di kota Langsa semakin memanas. Para calon Walikota dan wakil Walikota unjuk diri dan unjuk gigi dalam menyampaikan visi misinya untuk masyarakat kota Langsa. Ini sebuah warning bagi masyarakat kota Langsa, agar jangan mudah tergiur janji, jangan mudah tergiur figure, pilihlah calon berkualitas, calon walikota yang benar-benar mampu bekerja, berjuang dan mengabdi untuk kemajuan masyarakat kota Langsa.
Pilihlah Walikota Langsa yang benar-benar seseorang yang ingin melayani dan mensejahterakan masyarakat kota Langsa di segala bidang. Bukan Walikota yang justru minta dilayani dan calon Walikota yang berpotensi Korupsi atau Walikota yang menjadikan dirinya sebagai tameng untuk bisnis haram ataupun illegal. Semoga Pilkada ini, kota Langsa menghasilkan Walikota Idaman yang dicintai dan mencintai rakyatnya, karena kontestasi pemilihan kepala daerah adalah sebuah kontestasi memilih pemimpin bukan pemimpi.






